Thursday 6 April 2017

My World

Dear Diary ...


Kebahagian itu  simpelnya.
hanya dengan melihat "mereka" tersenyum saja hatiku sudah seperti ini.
aku ingin terus melihat senyum bahkan tawa diwajah "mereka".
memanjakan "mereka".
membuat apa yang tak mungkin bagi "mereka" jadi nyata.
memberikan kasih sayang yang pernah sirna.
mengayomi setiap langkah ragu-ragu "mereka"

tapii ....
bisakah aku bertahan selalu seperti itu ?
kuatkah aku selalu seperti ini ?
mampukah aku menyelesaikan misikuu ini ?

yaa ... diary , terima kasih telah menemaniku sepanjang 20 tahun ini.
teman tak nyata tapi selalu ada saat suka maupun duka.
tak layaknya hidup mereka yang bertebaran canda tawa,
akuuu .... hanya wanita desa dengan sejuta asa dibalik airmata.


"Huft .... cukup melelahkan hari ini, apa yang salah dengan otakku malam ini, panjang sekali aku bercerita tak jelas disini, duh duh duh .... sobat biruku yang manis, maafkan aku yaa selalu merepotkanmu." Gumamku sendiri seraya menutup buku bersampul biru muda dihadapku. Segera kuarahkan pandangan pada jam dinding yang letaknya tak jauh dari tempatku kini. Aah ... sudah pukul 2 dini hari dan aku masih belum tertidur juga padahal besok harus masuk kerja pagi-pagi sekali. Segera aku bangkit dan merebahkan tubuh mungil ini diatas tempat tidur yang masih rapi tak berpenghuni, kucoba memejamkan mata yang masih terasa enggan untuk tertutup, sejenak pikiranku melayang menemui "mereka" yang tampak sedang tersenyum, bermain dan tertawa bersama. "Semoga ini selamanya." , gumamku lirih dan .... akupun terlelap seketika.